Friday, December 01, 2006

Pengemis tua


Siang itu terik matahari begitu panas. Di perempatan lampu merah begitu padat, kendaraan berjajar berhimpitan. Maklum saat itu jam istirahat karyawaan kota industri Gresik.
Disaat menunggu giliran jalan, datanglah seorang pengemis tua. Kubuka kaca dan kuberikan beberapa uang receh kapadanya. "Alhamdulillah, maturnuwun nak....." kata pengemis itu dengan nada yang sangat tulus. Mendengar ucapan itu aku tersentak dan hatiku trenyuh, berapa uang yang aku berikan tadi? Bukankah hanya dua ratus perak.
Dua ratus perak, ya hanya dua ratus perak. Tapi.... ucapan yang dikeluarkan itu tidak sebanding dengan uang yang aku berikan.
Seketika mataku berlinang, "Ya Allah, betapa begitu durhakanya aku padamu, betapa tidak bersyukurnya aku. Tiap bulan engkau karuniakan rezeki yang jumlahnya ratusan ribu kali dari yang aku berikan kpd pengemis tadi, tapi tidak pernah mulut ini berucap syukur pada Mu, justru menggerutu, Wah cuma segini, Wah gak ada bonusnya, dan lain sebagainya, yang ada hanya kurang, kurang dan kurang.
Ya, Allah..... adakah engkau telah kirimkan padaku pengemis tadi, untuk mengingatkanku....?
Ampunilah aku atas kedurhakaanku, dan jadikan aku sebagai hambu-Mu yang pandai bersyukur.